Daur al-‘Arab fî Takwîn al-Fikr al-‘Ûrûbî

>> Selasa, Oktober 21, 2008

Judul Buku : Daur al-‘Arab fî Takwîn al-Fikr al-‘Ûrûbî
Penulis : Abdurrahman Badawî
Penerbit : Maktabah al-Usrah
Cetakan : 2004
Tebal : 252 halaman
Resentator : Dhoriefah Niswah El-Fidaa’

Buku ini ditulis oleh Abdurrahman Badawi, salah seorang pakar filsafat Arab pada abad 20. Dia sukses menghasilkan berbagai karya monumental. Bilangan karya yang dihasilkannya berkisar 150 buku. Kesemuanya merupakan hasil dari proses riset, translasi, dan karya tulis. Beberapa kalangan menobatkannya sebagai filosof pertama Mesir yang menekuni bidang Eksistensialisme.


Apabila kita telisik, karya Badawi banyak menitikberatkan pada diskursus filsafat dan sosial. Karya Badawi kerap menjadi referensi utama para pemikir Arab Islam. Hasil-hasil riset literatur klasiknya kian mengukuhkan Badawî dalam ajang riset akademi. Tak pelak, Badawî pun dijuluki sebagai pakar riset literatur klasik.

Misalnya pada buku ini, Badawi banyak mencantumkan fakta sejarah kegemilangan Islam Abad Pertengahan. Lantas, ia mengkomparasikan dengan pengaruh Islam Abad Pertengahan terhadap pemikiran Eropa. Baik dalam segi sastra, pemikiran ilmiah, tasawuf, filsafat, ilmu pengetahuan, musik, maupun arsitektur.

Berbekal wawasan yang luas dalam penguasaan pelbagai literatur kuno, Badawî menerangkan dengan jelas pengaruh Islam terhadap Barat. Buku yang berkisah tentang Komedi Tuhan karya Dante merupakan salah satunya. Buku tersebut terinspirasi kisah dari beberapa literatur Islam era klasik.

Bila dikomparasikan dengan buku sejenisnya, yaitu buku Baina al-Madaniyah al-‘Arabiyah wa al-Ûrûbiyah karangan Muhammad Kurdî Alî, niscaya kita akan menemukan keterkaitan keduanya. Kalaulah Kurdî Alî menceritakan fakta historis kegemilangan Islam Abad Pertengahan, Badawî memperkuatnya dengan bukti ilmiah kegelimangan Islam melalui kemahirannya dalam mendalami literatur klasik.

Badawî menjabarkan setiap bagian bukunya dengan rapi. Dia menceritakan setiap detil kemenangan Islam Abad Pertengahan dalam beberapa aspek. Badawî mengawalinya dari aspek sastra dan berhenti pada aspek arsitektur Arab. Sedangkan Kurdi Ali –dalam bukunya- lebih menitikberatkan pengaruh Islam terhadap Barat atau sebaliknya.

Beberapa teori tentang keterpurukan Islam pasca Abad Pertengahan dituliskan Kurdî Alî dalam bukunya. Sedang Badawî tak muluk-muluk mengais faktor tumbangnya peradaban Islam tersebut. Dia tak lebih hanyalah pemacu semangat keilmuan Islam terkini. Melalui spirit literatur klasik yang sudah lama ditekuni, dia berharap pada setiap pembaca untuk menyelami peradaban Islam yang sarat akan nilai imani.

Sangat sayang buku ini bila tak dimiliki para peminat diskursus sejarah Islam Abad Pertengahan. Yang disampaikan buku ini tak hanya berkisar pada peran penting Arab terhadap Eropa. Namun juga mengetengahkan proyek pendalaman turâts demi memperkuat peradaban Islam. Selamat membaca![]


[] This article was editted and presented on April 3rd 2008 at Second Gate of Tenth District, Nasr City, Cairo, Egypt.

0 komentar:

  © Blogger template Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP